Nusaybah

"Saya Pemuda yang Selalu di Tolak" Oleh Syaikh Mukhtar Asy-Syinqithi رَحِمَهُ اللهُ

Sunday, February 28, 2021

Sumber Google

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Syaikh Muhammad Mukhtar Asy-Syinqithi hafidzhahullaah ditanya: 

“Wahai Fadhilatus-syaikh, saya seorang pemuda yang telah beberapa kali melakukan pelamaran (untuk menikah) namun saya selalu saja ditolak dengan beberapa sebab, dan kadang juga tanpa alasan, sehingga aku merasa dunia ini sempit. Saya mohon do’a anda wahai syaikh, agar Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎  memudahkan urusanku dan semoga Allah membalas kebaikan anda syaikh.

Syaikh menjawab:

Cukup do’a saja? Tidak masalah. Saya berdoa agar Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memudahkan urusan kaum muslimin. Saya berdo’a kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semoga menganugerahimu istri yang solehah yang menjadi penyejuk mata di dunia dan akhirat, seorang istri yang takut pada Allah, dan menganugerahimu keturunan yang menyejukkan mata.

Wahai saudaraku.. Jangan engkau tergangu dengan hal ini. Engkau bisa saja mencari istri, mencari perkerjaan, engkau memburu kendaraan atau mengejar bangunan yang tinggi. Namun Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana dengan segala pengetahuan dan hikmah-Nya. Sesunggunya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Maha Tahu sedangkan engkau tidaklah mengetahui, mungkin engkau menginginkan seorang wanita, namun dibalik itu ada musibah, dibalik itu ada kesedihan. 

Mungkin engkau mencari wanita dengan segala kecantikannya, namun dirinya tidak mampu memberikan keturunan yang baik. Mungkin engkau menyukai seorang wanita, namun ternyata engkau ditimpa musibah dan kesedihan akibat wanita dambaan tersebut. Sehingga Allah menghindarkanmu dari keburukan yang engkau tidak mengetahuinya, dari hal yang engkau sadari ataupun tidak kau ketahui. Maka berbaik sangkalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sikap terbaik adalah selalu optimis ketika menemui kesulitan dalam meraih kebaikan dunia, karena seringkali balasan dan kebaikan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak datang sebelum orang tersebut lelah. 

Ia mencari pekerjaan, mencari ini dan itu.. sampai akhirnya ia berkata: “Bumi yang luas ini terasa sempit untukku”. Namun, akhirnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membuatnya lapang dan bantuan datang pada saat engkau berharap maupun tidak berharap sama sekali. Seseorang mungkin telah berusaha keras dan lelah saat mencari pendamping, mencari wanita kemana-mana tapi selalu ditolak, lalu datanglah seseorang padanya menawarkan pendamping yang baik dan solehah, seorang wanita dan keturunannya yang diberkahi. Maka berbaik sangkalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan jauhilah sikap frustasi.

Saudaraku fillah, perkara didunia ini adalah mudah, yang lebih penting dari itu adalah perkara akhirat. Segala perkata dunia ini amatlah mudah. Dalam do’a yang ma’tsur dikatakan: “Jangan Engkau jadikan dunia sebagai keinginan terbesar kami” {H.R. Tirmidzi}. Jika engkau telah mencari pekerjaan namun tidak ketemu, jika engkau telah mencari pasangan namun belum juga ketemu. Jangan jadikan dunia sebagai keinginan terbesarmu, dan jangan mengatakan semua itu telah tertutup untukmu. 

Sebagian orang berkata: “Demi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, aku tidak tahu harus bagaimana aku sholat.” Jangan biarkan kekhawatiran ini membuatmu buntu, sehingga engaku berpaling dari tujuanmu. Sebagian penuntut ilmu berdiri diatas ilmunya, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikannya anugerah kepahaman terhadap ilmu, sebagian lagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikan kekuatan dalam ibadahnya, ahli dzikir, dan syukur. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَىpun menguji mereka dengan cobaan duniawi, sehingga mereka bangun dan duduk karena perkara duniawi. Ini adalah jebakan setan kepada manusia, maka berhati-hatilah. 

Jadikan akhirat sebagai keinginan terbesarmu, jadikan akhirat sebagai tujuan dan permohonanmu. Bukan artinya kita meninggalkan urusan duniawi, namun kita katakana: Jangan jadikan dunia sebagai keinginan terbesarmu, karena setan memperdaya manusia, bahkan menghilangkan kekhusyu’an ketika sholat, melalaikan hati dan memecahkan pikiran karena urusan dunia. Berhati-hatilah ketika engkau mengusahakan sesuatu, setelah kau berusaha dan kelelahan, maka berbaik sangkalah pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, karena Allah punya hikmah yang besar pada makhluk-Nya. 

Ada orang yang dimudahkan urusan dunianya, sehingga mereka memuji dan bersyukur kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, ia bersikap baik dan mentaati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengannya. Itulah kebaikan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Dia memberi pada siapa yang dikehendaki-Nya. Sebagian manusia Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikan kesulitan dalam urusan dunianya, Dia memberikan masalah untuk kebaikan agamanya dan kebahagiaan untuknya dalam ketaatan dan keistiqomahan. Sedikit musibah dunia yang kau temu ada ganjaranya, kecuali Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membalasnya dengan kebaikan dunia dan akhirat. Harapkanlah ganjarannya! Namun berhati-hatilah, jangan buka jalan untuk setan. Itulah mengapa setan memperdaya manusia. 

Contoh: Ssebagian penuntut ilmu ingin menikah, ia pun mencari istri. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengumpulkan hadits-hadits tentang pernikahan. Ia pun menghafalnya, hafal Imam siapa yang mengeluarkannya, bahkan hafal para periwayatnya, dan siapa yang mensyarah hadits tersebut lengkap dengan perbedaan pendapatnya. Setelah merasa semuanya berjalan sempurnya, ia pun mencari istri. Maka setan pun mulai menggodanya sehingga ia pun berkata: “Saya takut fitnah, saya takut agama saya akan terfitnah.” Betul, tidak ragu lagi manusia memang khawatir dengan ujian. Namun saudaraku, janganlah engkau berburuk sangka pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Engaku mencari dan mengusahakannya, namun apakah engkau tidak perhatikan takdir Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى? Engkau tidak punya pilihan selain sabar, jika engkau mencari dunia maka ada potensi engkau tak mendapatkannya. Hati-hatilah dari tipu daya setan! 

Sebagian ada yang mencari istri dalam sebulan, sebagian lagi ada yang sampai setahun. Ia membuat dunia bangun dan duduk sementara setan telah merusaknya. Setan akan mendatanginya karena ia seseorang yang paham, tapi paham dalam hal apa? Kebaikan atau keburukan? Setan berbisik: “Bagaimana caranya engkau menuntut ilmu, sementara fitnah dan kesulitan menimpamu? Engkau telah melihat ini dan itu”. setan mulai mendramatisir masalah. 

Demi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, jika engkau palingkan hatimu pada Allah, maka kebaikan akan bersamamu. Namun jika masalah ini menyita perhatianmu, dan engkau menyikapinya secara berlebihan, sampai engkaupun berkata:  “Bumi yang luas ini terasa sempit untukku.” Apa hanya karena engkau tidak menemukan pasangan? Kemanakah kehidupanmu sebelum engkau menikah? Tidak akhi! Jangan biarkan bumi ini sempit untukmu, kecuali jika itu mengancam agamamu. 

Bumi terasa sempit bagi wali-wali Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, orang-orang yang beriman, saat mereka ketinggalan sholat subuh berjamaah. Bumi ini terasa sempit buat mereka saat tidak mengisidi shaf-shaf awal, bumi ini terasa sempit ketika tidak khusyu’ dalam sholatnya, bumi ini terasa senpit ketika bersujud, namun setan menjauhkannya dari mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, bumi ini terasa sempit ketika melihat orangmiskin, menderita, orang yang kesulitan dan ditimpa kesedihan, namun tidak mampu membuat mereka lapang, bumi ini terasa sempit saat melihat ketaatan dan amal sholeh yang biasa dilakukan orang-orang beriman, yang mereka berlomba-lomba didalamnya. Seperti puasa dan sholat dimalam hari, ia pun menangis dan merintih karena kuput dari ganjaran akhirat. Inilah seharusnya yang membuat bumi ini terasa sempit. 

Jadikan akhiratmu sebagai keinginan terbesarmu, sebagai tujuanmu. Bumi ini terasa sempit jika engkau luput dari perkara yang membuatmu dekat pada Allah. Adapun perkara dunia dengan segala kesulitan dan kesedihannya, amatlah terhina jika engkau dibuat frustasi karenanya.

Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum


Nusaybah

"Berharganya NIkmat Usia" oleh Syaikh Ibnul Al-Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ

Saturday, February 27, 2021

 

Sebuah Nasehat yang Pertama Kali Aku Lihat dalam Bentuk Print Out yang ditempel di Dinding dalam Sebuah Ruangan Atasan dalam salah satu Apartmen di sebuah Perusahaan Besar di Indonesia. Barakallahu fiikum, pak Adi Widyanto!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Demi Allah, kalau seandainya hati-hati kita bersih, niscaya ia akan merasa tercabik-cabik karena banyaknya kebaikan yang terhalang (untuk kita dapatkan). Betapa banyak waktu-waktu yang kita lewati sedangkan kita terhalang dari kebaikannya, tidak bisa mengambil faedah darinya, berlalu tanpa faedah.  Umur dan waktu (yang kita miliki) lebih berharga dari harta-harta dunia, lebih berharga dari emas dan perak. Apablia seseorang kehilangan emas dan perak maka bisa tergantikan dengan (harta yang lain). Sedangkan usia dan waktu tidak ada sesuatu apapun yang bisa menggantikannya. 

Tatkala waktu berlalu maka ia berlalu selamanya dan tidak mungkin kita bisa mengembalikannya. Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila sudah tiba ajalnya, dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Maha Teliti atas apa yang kamu kerjakan. Dalam QS: Al-Mu'minum: 101, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: "Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikan aku (ke dunia) agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan". "Sekali-kali tidak! Tidak ada kesempatan untuk kembali (ke dunia)". Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja, dan dihadapan mereka ada dinding (Barzakh) sampai pada hari mereka dibangkitkan". Dalam QS. Al-Munafiqun: 10, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: "Ya Tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit lagi, niscaya aku akan bersedekah, dan aku termasuk orang-orang yang shaleh". Sekarang anda termasuk orang-orang yang merugi, maka manfaatkan waktu! 

Luangkan waktu anda untuk membaca satu hizb (beberapa bagian) dari Al-Qur’an, luangkan untuk diri anda waktu untuk beramal shaleh, dan bangunlah di akhir malam meskipun hanya setengah jam sebelum waktu subuh, menghadaplah kepada Rabb anda, berdoalah kepada-Nya. Karena (diwaktu itu) Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى turun ke langit dunia seraya berfirman dalam QS. Al-Ghafir: 60: "Siapa yang berdoa kepada Ku niscaya akan Aku kabulkan doanya, siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku beri permintaannya, siapa yang memohon ampun kepadaku  niscaya akan aku ampuni (dosanya)". 

Siapa diantara kita yang tidak mampu untuk bangun setengah jam sebelum subuh? Perkara yang sangat mudah, semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengampuni dosa-dosa kita dengan Rahmat-Nya. Tidak mampu bangun sepertiga malam ataupun setengah malam, akan tetapi apakah kita tidak mampu bangun meskipun hanya sekedar setengah jam? Kita berdzikir kepada Allah, berwudhu, shalat beberapa rakaat, sholat witir. Hal tersebut saya rasa sangat sederhana. Begitu juga kita berusaha untuk menjadikan semua kesempatan hidup kita dalam rangka mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum


Nusaybah

"Keutamaan Sabar" Oleh Syaikh 'Abdul Aziz bin 'Abdullah bin Baz رَحِمَهُ اللهُ

Tuesday, February 02, 2021



Sumber Google

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabar terhadap berbagai musibah merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. Mereka itulah orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk. “(QS. Al-abaqarah: 155-157). 

Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Anfal: 46). Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: “Dan sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabalah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10). 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, jika mendapatkan musibah, ia bersabar, maka hal itu baik baginya. Maka apabila seorang perempuan atau laki-laki mengalami kegundahan dan kesedihan karena suatu hutang atau karena dimusuhi oleh kedua orang tuanya atau tetangganya dan lain-lain. Kemudian dia bersabar dan tidak ada yang dilakukannya selain kebaikan, maka baginya pahala yang besar. Demikian juga halnya jika dia bersabar atas berbagai penyakit dan kesedihan karena kematian kerabat/keluarganya. Maka itu semua mengandung kebaikan yang agung dan keutamaan yang besar.

Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum


Nusaybah

"Cinta Dunia" Oleh Syaikh Ibnu Al-Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ

Tuesday, February 02, 2021

Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Menjaga Diri Kita Dari Cinta Dunia Yang Melebihi Cinta Akhirat. (Sumber Google)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Cinta dunia apabila melebihi kecintaan kepada akhirat maka ini tercela. Adapun mencintai dunia dalam rangka membantu dirinya kepada ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan memberikan sedekah dan berbuat baik kepada manusia, dan memakmurkan masjid maka itu tidak masalah. Yang tercela dalam mencintai dunia adalah mencintainya untuk mengumpulkannya dan menyimpannya. 

Adapun mencintai dunia untuk bersedekah dan menyerahkannya kepada hal-hal baik. Seperti dia punya harta, lalu dia sedekahkan, lalu memakmurkan masjid, sampai dia berinfak di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan menyantuni orang miskin, maka ini yang di anjurkan.

Dianjurkan bagi seorang mukmin berusaha untuk mencari harta sehingga dia mampu untuk berinfak di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dengan berdagang, bertani, berkebun dan bekerja dengan pekerja yang lain yang Allah halalkan dan menghasilkan harta. Seperti apa yang disampaikan Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam ketika beliau ditanya: “Pekerjaan apakah yang paling baik?” beliau menjawab: “Seorang yang bekerja yang dihasilkan dari tanganya dan setiap usaha diterima.”  Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Tidaklah suatu yang dimakan oleh seorang hamba lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari tangannya. Dan dahulu Nabi Daud makan dari hasil tangannya. Beliau seorang pandai besi yang membuat senjata dan tameng. 

Mencintai harta dan tidak mau mengeluarkannya dengan hanya menyimpannya, maka ini perbuatan yang tercela. Adapun mencintai harta dengan menginfakkannya dan berbuat baik kepada hamba-hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Demikian juga dapat membantunya dalam ketaatan kepada Allah. Ini semua perkara yang dituntut

Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum




Nusaybah

"Hakikat Kemewahan Dunia" Oleh Syaikh 'Ibnu Al-Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ

Monday, February 01, 2021

 

Sebuah Kota yang Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Memberikan Hidayah Kepada Penduduknya (Sumber Google)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sesungguhnya manusia setiap kali tenggelam dalam kemewahan hidup dan setiap kali dibukakan bagi mereka, maka akan datang bagi mereka keburukan. Sesungguhnya kemewahan hidup yang menghancurkan manusia, karena manusia jika terlalu memperhatikan kemewahan dan kenikmatan jasadnya, maka ia pasti lalai akan usaha untuk kenikmatan hatinya. Sehingga kemauannya yang paling besar hanya untuk menyenangkan jasadnya, yang mana jasad tersebut nantinya adalah sarang bagi cacing cacing dan bau busuk. Ini adalah bencana, ini merupakan hal yang membahayakan manusia saat ini. 

Hampir begitu banyak orang yang engkau temui kecuali ia menanyakan, seperti apa rumah megahmu? Apa mobil terbarumu? Apa merek permadani terbarumu? Apa menu makanan terkini mu? Hingga mereka yang mentelaah dan mempelajari ilmu, sebagian mereka belajar hanya untuk mendapatkan gaji atau kedudukan agar bisa meraih kenikmatan dunia. Seolah-olah manusia diciptakan bukan untuk perkara yang agung. Dunia dan kenikmatan hanyalah sebagai masilah atau perantara saja. Kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى agar menjadikan hal tersebut sebagai wasilah saja.

Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Sejatinya seorang manusia itu menggunakan hartanya seperti mengendarai keledai untuk berkendaraan dan seperti ia menggunakan WC untuk BAB. Perhatikanlah mereka yang mengetahui harta, mereka mengetahui kedudukannya. Jangan engkau jadikan harta sebagai cita-cita terbesarmu. Pergunakanlah harta dengan baik jika tidak maka harta itu yang akan memperbudakmu. Sehingga akibatnya keinginanmu hanya dunia saja. Oleh karena itu kita katakan sesungguhnya manusia setiap kali dibentangkan dunia bagi mereka, dan mereka hanya meliriknya, maka sungguh mereka merugi di akhirat. Sesuai kadar keuntungan yang ia dapat di dunia.

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah, tidaklah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, yaitu aku sama sekali tidak cemaskan kefakiran di dunia, karena dunia nantinya dibentangkan juga, akan tetapi aku khawatirkan atas kalian jika dibentangkan bagi kalian dunia maka kalian saling berlomba-lomba meraihnya sebagaimana orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian akan hancur sebagaimana telah menghancurkan mereka" (Hadits Riwayat Muslim Nomor 2961, al-Bukhari Nomor 6425, dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud).

Yang menghancurkan manusia hari ini adalah saling berlombanya mereka dalam urusan dunia, seolah-olah manusia diciptakan demi dunia. Bukan dunia yang diciptakan untuk manusia, maka mereka hanya sibuk dengan sesuatu yang diciptakan untuk mereka daripada perkara yang mereka diciptakan untuknya. Ini merupakan perkara yang bertolak belakang. Kita memohon ampun kepada Allah azza wa jalla.

Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum


Popular Posts