"Hakikat Kemewahan Dunia" Oleh Syaikh 'Ibnu Al-Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ
Monday, February 01, 2021
Sebuah Kota yang Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Memberikan Hidayah Kepada Penduduknya (Sumber Google) |
Sesungguhnya manusia setiap kali tenggelam dalam kemewahan hidup dan setiap kali dibukakan bagi mereka, maka akan datang bagi mereka keburukan. Sesungguhnya kemewahan hidup yang menghancurkan manusia, karena manusia jika terlalu memperhatikan kemewahan dan kenikmatan jasadnya, maka ia pasti lalai akan usaha untuk kenikmatan hatinya. Sehingga kemauannya yang paling besar hanya untuk menyenangkan jasadnya, yang mana jasad tersebut nantinya adalah sarang bagi cacing cacing dan bau busuk. Ini adalah bencana, ini merupakan hal yang membahayakan manusia saat ini.
Hampir begitu banyak orang yang engkau temui kecuali ia menanyakan, seperti apa rumah megahmu? Apa mobil terbarumu? Apa merek permadani terbarumu? Apa menu makanan terkini mu? Hingga mereka yang mentelaah dan mempelajari ilmu, sebagian mereka belajar hanya untuk mendapatkan gaji atau kedudukan agar bisa meraih kenikmatan dunia. Seolah-olah manusia diciptakan bukan untuk perkara yang agung. Dunia dan kenikmatan hanyalah sebagai masilah atau perantara saja. Kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى agar menjadikan hal tersebut sebagai wasilah saja.
Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Sejatinya seorang manusia itu menggunakan hartanya seperti mengendarai keledai untuk berkendaraan dan seperti ia menggunakan WC untuk BAB. Perhatikanlah mereka yang mengetahui harta, mereka mengetahui kedudukannya. Jangan engkau jadikan harta sebagai cita-cita terbesarmu. Pergunakanlah harta dengan baik jika tidak maka harta itu yang akan memperbudakmu. Sehingga akibatnya keinginanmu hanya dunia saja. Oleh karena itu kita katakan sesungguhnya manusia setiap kali dibentangkan dunia bagi mereka, dan mereka hanya meliriknya, maka sungguh mereka merugi di akhirat. Sesuai kadar keuntungan yang ia dapat di dunia.
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah, tidaklah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, yaitu aku sama sekali tidak cemaskan kefakiran di dunia, karena dunia nantinya dibentangkan juga, akan tetapi aku khawatirkan atas kalian jika dibentangkan bagi kalian dunia maka kalian saling berlomba-lomba meraihnya sebagaimana orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian akan hancur sebagaimana telah menghancurkan mereka" (Hadits Riwayat Muslim Nomor 2961, al-Bukhari Nomor 6425, dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud).
Yang menghancurkan manusia hari ini adalah saling berlombanya mereka dalam urusan dunia, seolah-olah manusia diciptakan demi dunia. Bukan dunia yang diciptakan untuk manusia, maka mereka hanya sibuk dengan sesuatu yang diciptakan untuk mereka daripada perkara yang mereka diciptakan untuknya. Ini merupakan perkara yang bertolak belakang. Kita memohon ampun kepada Allah azza wa jalla.
Tulisan ini merupakan bentuk video dauroh oleh salah satu hamba Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada syaikh, dimana disini penulis menyalin ulang dalam bentuk tulisan. Barakallahu fiikum
0 comments