(Sumber: Google) |
Buku?
Dulu waktu SD,
aku paling senang kali kalau menyambut tahun ajaran baru. Kebiasaan siswa pada
umumnya setelah menikmati liburan panjang bersama keluarga, maka mereka
bersiap-siap menyambut hari dimana semua serba baru. Tidak mesti harus baru semua,
minimal ada pertambahan buku yang harus mereka beli. Kalau aku, seminggu
sebelum memasuki tahun ajaran baru, aku diajak oleh ibuku ke toko buku untuk
beli perlengkapan sekolah (Ya Allah, ini yang paling aku senangi). Dengan
bersemangatnya aku pergi dan memilih buku dengam sampul yang bergambar-gambar
lucu. Pikirku ini akan membuat aku semakin semangat belajar dan menjaga buku
itu.
Hari pertama
sekolah, teman-teman sibuk menujukkan buku-buku baru mereka dengan motif sampul
yang berbeda-beda. Hari makin hari, tibalah saatnya guru membagikan buku LKS
(Lembar Kerja Siswa) dan buku mata pelajaran lainnya. Ntah kenapa ya, aku tu
senang kali kalau dapat buku tapi aku jarang membacanya. Kadang aku suka heran
gitu, kok aku ga baca bukunya ya? Padahal dibilang aku gak suka baca, enggak
juga.
Akhirnya tibalah
saatnya datang perpustakaan jalan ke sekolah. Menjajakan buku-buku murah, guna
untuk menambah minat baca buku bagi anak-anak. 1 sekolah heboh dan mereka
menyambut gitu. Tidak sedikit bahkan ada yang membeli banyak. Ini masa dimana
aku kayak masih penasaran kenapa aku suka buku tapi aku jarang membacanya,
haha. Sampai di satu titik aku suka kali sama satu buku, yang judulnya tentang
biografi gitu (Aku lupa biografi siapa). Tapi isinya tu emang benar-benar membuka
harapan dan percaya dengan diri sendiri.
Semenjak itu, aku suka ke perpus (waktu SMP, karna SD perpusnya waktu itu gaada tentang biografi). Aku meluangkan waktu untuk cari buku biografi lainnya, dan baca di perpus. Sejak saat itu, aku mulai coba-coba rutinitaskan bahwa malam hari aku harus baca buku (buku sekolah sih, karena dirumah aku ga punya buku untuk dibaca selain buku sekolah). Tidak banyak sih yang dibaca, sekitar 1-2 halaman, berangsur” karena cepat jenuh ketika itu).
Akhirnya makin
tinggi sekolah, makin aku senang kali kalau aku dikasih buku. Sebenarnya ni ya,
kayak ada walimahan teman, ujian atau pencapaian mereka lainnya, aku tu suka
bingung kadang mau ngasih apa karena aku gatau mereka suka apa. Aku ingin kasih
sesuatu yang aku suka, tapi aku gatau kalau mereka juga suka. Contohnya buku.
Pernah teman aku bilang, “Jangan buku lah, Fit! Aku ga suka baca buku”. Mungkin
maksudnya bukan tidak suka, tapi lebih akunya yang gatau buku yang mereka suka
apa.
Aku rasa, setiap anak muda dalam sehari pasti pernah membaca (pesan, wa, ig, dll). Tapi kan ini membaca namanya, kan?:D. Maksudnya tu ya, kita tu bukan ga suka baca buku sebenarnya, tapi kitanya aja yang belum tau buku seperti apa yang kita suka untuk dibaca. Memang menumbuhkan kebiasaan positif itu tidak gampang, karena sesuatu yang menghasilkan hal baik membutuhkan proses dan perjuangan. Seperti halnya ujian, Sebagian darikita benci x sama yang namanya ujian. Tapi untuk mendapatkan hasil yang baik, kita harus merasakan lelah dan bosannya belajar. Artinya ada perjuangan gitu kan.
Aku pun juga gitu, berawal dari biasa aja sama baca buku, hingga menemukan jenis buku yang aku suka, sampai akhirnya belajar juga untuk mencintai buku yang lain. Bukan berarti aku baca semua buku, engga juga. Kadang semangat aku baca buku hanya untuk ngumpulin listing of books that I have read. Tapi lama-lama buat apa sih ginian. Dan akhirnya aku mulai tersadarkan, haha.
Oh ya, kebiasaan di tempat umumkan suka ngantri ni (atau menunggu). Contohnya seperti di RS, Stasiun, di atas kendaraan umum, dan tempat lainnya. Daripada menung-menung karena nunggu sesuatu, mending manfaatin waktu untuk baca buku! hihi
Semangat membaca, yaa..
Duri, 28 Juli 2020