Thoughts

Ceritaku (Buku)

Tuesday, July 28, 2020

(Sumber: Google)


Buku?

Dulu waktu SD, aku paling senang kali kalau menyambut tahun ajaran baru. Kebiasaan siswa pada umumnya setelah menikmati liburan panjang bersama keluarga, maka mereka bersiap-siap menyambut hari dimana semua serba baru. Tidak mesti harus baru semua, minimal ada pertambahan buku yang harus mereka beli. Kalau aku, seminggu sebelum memasuki tahun ajaran baru, aku diajak oleh ibuku ke toko buku untuk beli perlengkapan sekolah (Ya Allah, ini yang paling aku senangi). Dengan bersemangatnya aku pergi dan memilih buku dengam sampul yang bergambar-gambar lucu. Pikirku ini akan membuat aku semakin semangat belajar dan menjaga buku itu.

Hari pertama sekolah, teman-teman sibuk menujukkan buku-buku baru mereka dengan motif sampul yang berbeda-beda. Hari makin hari, tibalah saatnya guru membagikan buku LKS (Lembar Kerja Siswa) dan buku mata pelajaran lainnya. Ntah kenapa ya, aku tu senang kali kalau dapat buku tapi aku jarang membacanya. Kadang aku suka heran gitu, kok aku ga baca bukunya ya? Padahal dibilang aku gak suka baca, enggak juga.

Akhirnya tibalah saatnya datang perpustakaan jalan ke sekolah. Menjajakan buku-buku murah, guna untuk menambah minat baca buku bagi anak-anak. 1 sekolah heboh dan mereka menyambut gitu. Tidak sedikit bahkan ada yang membeli banyak. Ini masa dimana aku kayak masih penasaran kenapa aku suka buku tapi aku jarang membacanya, haha. Sampai di satu titik aku suka kali sama satu buku, yang judulnya tentang biografi gitu (Aku lupa biografi siapa). Tapi isinya tu emang benar-benar membuka harapan dan percaya dengan diri sendiri.

Semenjak itu, aku suka ke perpus (waktu SMP, karna SD perpusnya waktu itu gaada tentang biografi). Aku meluangkan waktu untuk cari buku biografi lainnya, dan baca di perpus. Sejak saat itu, aku mulai coba-coba rutinitaskan bahwa malam hari aku harus baca buku (buku sekolah sih, karena dirumah aku ga punya buku untuk dibaca selain buku sekolah). Tidak banyak sih yang dibaca, sekitar 1-2 halaman, berangsur” karena cepat jenuh ketika itu).

Akhirnya makin tinggi sekolah, makin aku senang kali kalau aku dikasih buku. Sebenarnya ni ya, kayak ada walimahan teman, ujian atau pencapaian mereka lainnya, aku tu suka bingung kadang mau ngasih apa karena aku gatau mereka suka apa. Aku ingin kasih sesuatu yang aku suka, tapi aku gatau kalau mereka juga suka. Contohnya buku. Pernah teman aku bilang, “Jangan buku lah, Fit! Aku ga suka baca buku”. Mungkin maksudnya bukan tidak suka, tapi lebih akunya yang gatau buku yang mereka suka apa.

Aku rasa, setiap anak muda dalam sehari pasti pernah membaca (pesan, wa, ig, dll). Tapi kan ini membaca namanya, kan?:D. Maksudnya tu ya, kita tu bukan ga suka baca buku sebenarnya, tapi kitanya aja yang belum tau buku seperti apa yang kita suka untuk dibaca. Memang menumbuhkan kebiasaan positif itu tidak gampang, karena sesuatu yang menghasilkan hal baik membutuhkan proses dan perjuangan. Seperti halnya ujian, Sebagian darikita benci x sama yang namanya ujian. Tapi untuk mendapatkan hasil yang baik, kita harus merasakan lelah dan bosannya belajar. Artinya ada perjuangan gitu kan.

Aku pun juga gitu, berawal dari biasa aja sama baca buku, hingga menemukan jenis buku yang aku suka, sampai akhirnya belajar juga untuk mencintai buku yang lain. Bukan berarti aku baca semua buku, engga juga. Kadang semangat aku baca buku hanya untuk ngumpulin listing of books that I have read. Tapi lama-lama buat apa sih ginian. Dan akhirnya aku mulai tersadarkan, haha.

Oh ya, kebiasaan di tempat umumkan suka ngantri ni (atau menunggu). Contohnya seperti di RS, Stasiun, di atas kendaraan umum, dan tempat lainnya. Daripada menung-menung karena nunggu sesuatu, mending manfaatin waktu untuk baca buku! hihi

Semangat membaca, yaa..



                                                                                                                                        Duri, 28 Juli 2020


Experiences

Cerita Pengalaman Kerja Praktek (Intern) di PT. Chevron Pacific Indonesia

Tuesday, July 28, 2020

Tangki penyimpanan surfaktan di Minas Field (Sumber: indonesia.chevron.com)


Pengalaman?? Ini based on my true story berarti yaa. Mulainya dari mana ya, hm. Dari 1 hari sebelum intern aja deh.

Tepatnya pada 15 April 2018. Jadi, ini kan hari dimana semua mahasiswa/i yang ditempatkan di Riau dikumpulkan di kantor HRD Rumbai, Pekanbaru, Riau. Sebenarnya aku baca pengumumannya tidak detail, jadinya salah paham. Pikirku ditanggal sekian cuma antar berkas saja. Kisahnya tu pada 3 hari sebelumnya aku lagi ada urusan di rektorat kampus (tepatnya lagi di lantai 3). Handphone aku berdering, terus aku lihat ternyata yang nelfon panggilan dari nomor telephone kantor gitu. Aku kira ini dari Bank yang nawarin nasabah supaya ikutan kuis berhadiah umroh gitu kan, aku abaikan. Terus ternyata nelfon lagi, aku angkat. Ternyata yang nelfon HRD Chevron Rumbai, wqwq.

  • Ibu HRD : Assalamu’alaikum, selamat pagi! Apakah ini dengan Fitri Sri Rahayu? Saya dari HRD Chevron di Rumbai.
  • Me : Wa’alikumussalam, Pagi bu! Iya bu. (ekpresi kaget)
  • Ibu HRD : Bagaimana, Fitri? Apakah tidak jadi Intern? Mohon konfirmasi secepatnya, karena jika tidak jadi bisa tidak dilanjutkan pengurusannya.
  • Me : Jadi bu, jadi bu. Maaf, bu. Rencanaya hari ini baru mau konfirmasi ke ibu.
  • Ibu HRD : Saya kira, Fitri tidak jadi. Mengingat karena ditempatkan di Duri. Apakah bisa ke Rumbai sekarang?
  • Me  :Bisa bu, in syaa Allah.

Selanjutnya jumpai ibunya, pengurusan file dan ttd berkas disana. Kemudian ibunya bilang, jangan lupa ya besok kesini lagi bawa berkas asli persyaratan intern kemarin. Esok paginya aku kesini lagi, ditemanin sahabat kecil aku yang kebetulan tinggal di Rumbai, karena lagi kuliah di PCR. Btw, ini cuacanya mendung loh. Rintik-rintik gerimis gitu. Belum lagi waktu masuk gate, lama pemeriksaannya haha. Ditanya-tanya terus sama satpamnya (karena sahabat aku ni pakaiannya serba hitam gitu, terus pake cadar juga). Dicurigai dan pandai-pandai kita ngomonglah. Duh, panjanglah ceritanya haha.

(Sumber: Google)


Setiba di kantor HRDnya, aku dan sahabat aku isi absen dan lain-lain. Kemudian langsung menuju keruangan ibu HRDnya, ternyata ga ada dong ibunya. Kami tunggu sampai 30 menitan. Ibunya ga kunjung datang. Terus kata sahabat aku “Letakkan aja berkasnya dimeja ibuk”, “Yaudah deh” pikirku. Dan setiba aku dirumah, ibunya telfon aku lagi dong. Ibunya heran, kenapa aku ga ikut pelatihan (semacam pemberitahuan SOP perusahaan, dll). Kemudian aku disuruh ke rumbai saat itu juga.

(Sumber: Google)


Dan kalian tau gak? ga rugi sebenarnya ga ikutan pelatihan sama mahasiswa/I lainnya tu, karena aku ikut pelatihannya sendiri doang diruangan yang besar, wkwk. Aku kayak di layani gitu (karena sendiri). Kemudian aku dikasih Pass Card, buku absen, dan form-form lainnya.  Keesokannya, aku disuruh datang ke tranportasi BUS di CPI. Tapi aku tolak, karena aku ke Duri pake motor. Dan ibu ini perhatian, ibu ni bilang “Sama siapa?” aku jawab “sendiri, bu”, “Ya Allah, bahayo loh. Hati-hati yaa Fitri”. Hihi, malu-malu aku habis tu, haha.

(Sumber: Google)

Tidak cukup pengurusan file di Rumbai, di Duri disuruh isi form lagi, dan ttd juga di kantor HRD Duri. Ini Bersama mahasiswa/i lainnya dari kampus yang berbeda-beda. Kemudian kami diantar menggunakan mini bus ke masing-masing department berdasarkan background jurusan di kampus. Setiap department kami singgahi, dan satu-persatu mahasiswa intern di bus berkurang. Hingga saatnya aku tiba di department Operation and Maintenance of Laboratory. Iya, ini department dimana aku akan melakukan Intern selama 1 bulan. Agak bingung awalnya, karena ini tu kan laboratorium (biasanya basicnya tu lebih ke Kimia). Tapikan background IT itu ada dimana-mana, haha. Cukup sedikit klise disini, karena merasa kayak kurang pantas, takut ngecewain, takut gak bisa, karena awal lihatnya aja pengawainya tu kalau kerja serius kali dan fokus. Aku pikir “Aduh orang ni ngeri x haha”.

Kedisiplinan itu sangat diterapkan x disini. Masuk kerjanya aja jam 7:00 a.m. Aku dengar pegawai kontraktornya tu bilang kalau ada di antara mereka itu yang rumahnya jauh. Bahkan ni ya,  partner Intern aku aja yaitu abang Daniel, tinggalnya di Rangau ujung gitu. Wah, bersyukur sebenarnya karena rumah aku dekat dengan PT.CPI (lewat belakang rumah, lurus dikit, terus nyebrang, belok kanan, belok kiri dan sampai deh, haha). Tapi jujur ni ya, biarpun dekat tapi aku lumayan ada beberapa kali dekat. Bukan karena aku bangun kesiangan, tapi karena aku selalu stuck di Gate-nya. Bayangin ni ya, yang masuk gate itu banyak x pegawainya karena jam masuk kerja kan. Mereka sih lancar aja ya, karena kan pegawai. Lah aku? cuma anak magang. Banyak pertanyaan yang dilontarkan satpam ke aku, biarpun aku udah kasih tunjuk “Pass”, tapi tetap aja kadang ada beberapa satpam yang nanya KTM (kartu tanda mengemudi), SIM, dll. Tapi ada juga kadang satpam yang ngebolehin masuk ketika aku hanya tunjukin “Pass” aja.

Setiap pukul 07:00, kami selalu meeting terlebih dahulu sebelum masuk keruang masing-masing (disini lebih bahas tentang apa yang terjadi kemarin, apa yang diperlu diperbaiki, apa saran-sarannya kedepan, solusi akan masalah itu apa). Tapi ini lebih ke safety ya, karena motto Chevron itu “Safety first”.

Safety First!

Hari pertama intern, aku diajak berkenalan dengan pegawai diruangan mereka masing-masing. Dikenalin laboratory itu apa, apa kerjanya, apa yang dikerjakan, bagaimana prosesnya, kemana hasilnya akan diberikan, dll. Ini lebih ke kimia sih, seperti ini heavy oli, ini ruangan full AC agar cairannya konsisten suhunya. Yah, aku seperti Chemistry Engineering disini karena aku tu pakai baju lab, sarung tangan, kaca mata lab, dan sebelum masuk harus di steril dulu. Haha seru lah pokoknya, tapi sayangnya ga sempat foto (karena terlalu excited dengan setiap sudut ruangan yang dijajahi).

Seperti yang diawal aku ceritakan, mereka kalau kerja ya kerja. kalau istirahat ya istirahat. Bahkan ni ya, rajin lagi shalatnya. Jadi, jam istrahatnya itu ada 2 (pukul 9.30 dan 12:00). Pukul 9:30 ini biasanya dimanfaatkan untuk sarapan, bahkan banyak yang memanfaatkannya untuk shalat dhuha (Terlebih Manager di department ini (posisi tertinggi), rajin kali dhuhanya maa syaa Allah).

Tidak heran kalau bapak ini bisa sampai di posisi ini. Btw ya, bapak ini kalau saya boleh menilai merupakan tipikal orang yang tidak akan berhenti sebelum benar-benar tuntas. Jadi waktu pukul 16:00. Ini merupakan jam pulang, aku ga sengaja lewat diruangan bapak. Aku lihat pegawai semua udah pulang, hari ini kebetulan aku agak lama selesainya karena beres-beres sama partner diruangan belakang. Dan aku kaget gitu, karena pintu ruangannya terbuka dikit, terus lihat bapak kok belum pulang, Kalian tau gak? bapak masih kerja😊. Aku duduk di pos satpam laboratory sambil nunggu partner aku balek karena mau diantar sampai gate. Dan ternyata udah pukul 16:40 bapak belum keluar juga dong. Wah begitulah ya orang yang benar-benar bekerja.

While we were having lunch!

Panjang kali sebenarnya ceritanya, tapi intinya tu ya intern disini itu emang benar-benar merubah karakter kita, tentang kedisiplinan, kebiasaan kita yang suka menunda-nunda, dan belajar bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipercayakan ke kita, mengatur waktu, berinteraksi dengan orang, cara menyampaikan pendapat, sikap menerima perbedaan pendapat, dan belajar memanfaatkan waktu yang ada, professional dalam bekerja. Seperti kata salah satu pegawainya: “Jangan terlalu stress, enjoy!”.

Dokumen berisi profil aplikasi yang harus dibaca

Tapi disini tidak melulu soal kerja, kadang ada event makan bersama. Biasanya kalau memasuki bulan Ramadhan, seluruh pegawai di department ini pergi ke ruangan meeting yang letaknya di dekat department lain. Perginya bersamaan di dalam bus sambil bercandaan, karena ada santapan Kesehatan (tentang kiat-kiat menjaga stamina selama puasa, dll).

Talked about safety during Ramadhan


Tips Keselamatan Bulan Ramadhan

Oh iya, aku mau berterimakasih buat sahabat aku dari zaman SD yaitu Yarsyidah wahyuni (yrwahyuni.blogspot.com/ ig=@yrwahyuni) yang sudah nemanin aku ngantarin berkas ke HRD Rumbai (bolak balik hujan-hujanan), sampai bertapa pula dikostnya bersama anaknya Prili (kucing), dan bahkan di masa-masa terakhir Intern pun, beliau masih setia menemankan daku. Sampai seikhlas-ikhlasnya dia bawak motor dari Rumbai ke Minas (lewat jalan rahasia), karena mengantarkan aku minta TTD ke pembimbing yang kebetulan saat itu ditempatkan di Minas Laboratory. Wah, sampai di Gate Rumbai pun lagi lagi kami di stop kan, karena sahabat aku yang baik ini tidak membaca aturan ketika mengendarai motor di Kawasan complex Chevron (Maximum speed motor = 10km/jam, dia bawak dengan speed 50km/jam dong 😊). Satpam minta KTM (Kartu Tanda Mengemudi), dia kasih KTM (Kartu Tanda Mahasiswa😊).

Sekian ah. Semangat meraih mimpi, yaa!

Popular Posts